Fakta & Sejarah Tentang Palestina Kuno
Nama Palestina waktu itu belum ada, yang ada adalah tanah Kan’an (Ardhu Kan’an), karena yang mendiaminya adalah bangsa Kan’an.
Pada masa 1550 – 1200 SM, bangsa Mesir menguasai beberapa wilayah termasuk Tanah Kan’an (Ardhu Kanan), yang kemudian dinamakan Palestina.
Awalnya, beberapa pendatang dari jazirah Kreet, di kepulauan Yunani, terkenal sebagai bangsa pelaut, yang asal-usul nenek moyangnya merupakan keturunan Nabi Ishaq bin Ibrahim, dari putera sulungnya Aishu (Essau) yang menikah dengan puteri Nabi Ismail ‘Alaihis Salam. Mereka datang dan mendiami selatan wilayah tepi pantai antara Gaza dan Yafa, yang masa itu dalam kekuasaan Fir’aun di Mesir. Suku-suku ini membangun kota. Mereka kemudian bergaul dan berasimiliasi dengan warga setempat Ardhu Kan’aan.
Nama Ardhu Kan’aan (Tanah Kan’aan) adalah nama tertua untuk daerah yang kemudian dikenal dengan tanah Palestina. Orang-orang Kan’aan mendirikan sebagian besar kota-kota di wilayah tersebut. Tidak kurang dari dua ratus kota kuno didirikan, seperti Beit She’an, Ashkelon, Acre, Haifa, Hebron, Ashdod, Beersheba dan Betlehem.
Penduduk setempat kemudian menamakan daerah ini dalam prasasti kuno dengan kata dalam bahasa Arab “ “ب – ل – س – ت (B-L-S-T). Wilayahnya meliputi lima kerajaan kota-kota kuno : Ghaza, Asdod, Gat, Ekron, dan Ashkelon.
Penyebutan “ “ب – ل – س – ت (B-L-S-T) berasal dari “Flisthyun” (فلسطيون) dari akar kata “palah”
Orang-orang dari Yunani dan Romawi kuno, tempat asal sebagian pendatang ke Tanah Kan’an (Ardhu Kan’an) menambahkan kata “n” (nun), dengan alasan untuk kombinasi, dalam penyebutannya. Sehingga mereka kemudian menyebutnya dengan “Filistin”.
Nama tersebut kemudian di-Inggris-kan menjadi Palestine (Palestina –dalam bahasa Indonesia), diberikan kepada wilayah penyebaran dari pantai Mediterania timur ke Lembah Yordan ke daerah meliputi Galilea di utara dan selatan Gurun Negev.
Wilayah Palestina berada di bawah kekuasaan Turki Ottoman (Dinasti Utsmaniyyah) selama 400 tahun, dengan pusat administrasi berada di Damaskus.
Setelah jatuhnya Kekaisaran Ottoman dalam Perang Dunia I, nama Palestine dihidupkan kembali dan diaplikasikan di bawah Mandat Inggris untuk Palestina.
Jadi, sejak adanya tanah Palestina dari Ardhu Kan’an adalah milik orang-orang Arab asli dan pendatang dari Yunani yang kemudian menetap di wilayah tersebut. Wilayah tersebut juga erat kaitannya dengan diturunkannya Pata Nabi utusan Allah, yaitu Nabi Nuh dan Nabi Ibrahim, yang mebawa risalah tauhid, mengajak menyembah Allah Yang maha Esa, sebagai hamba-hamba yang berserah diri kepada-Nya (sebagai seorang Muslim).
Tidak ada satupun sejarah yang menyebutkan bahwa penduduk asli wilayah Palestina adalah orang-orang Yahudi Israel.
Wallahu A’lam.
Sumber Utama : Tarikh Filisthin al-Qadimah. Prof. Aly Muqbil. Mu’assasah al-Quds ad-Dauly Shanaa, Yaman.
Sejumlah ahli arkeologi berpendapat, bahwa suku Nathufiyyah adalah manusia pertama yang mendiami wilayah utara Al-Quds, wilayah pantai dan di goa-goa dekat gunung Karmel, kira-kira pada 14.000-8.000 tahun Sebelum Masehi.
Pada tahun 8.000-4.500 SM, mulailah manusia mendiami satu wilayah dengan tidak berpindah-pindah yaitu di Kota Ariiha (Jericho). Hal tersebut tampak dari tanda-tanda sebagaimana para pakar arkeologi, seperti bangunan-bangunan kuno yang merupakan bangunan pertama di dunia. Sementara itu, di desa Abu Syasyah, di dekat Ramallah, tampak tanda-tanda keberadaan sejumlah suku yang mendiami wilayah tersebut, kira-kira 3.500 SM.
Pada awal sejarah menunjukan bahwa kabilah-kabilah Arabiyyah (bangsa Kan’an, Amuriyyah, Yabusiyyah, dan Finikiyyah) adalah bangsa yang paling pertama mendiami wilayah Palestina.Berdasarkan kesepakatan para ahli sejarah barat maupun timur, yaitu kira-kira pada tahun 2.500 SM. Mereka menetap di wilayah pantai dan gunung-gunung.
Adapun Yabusiah, mereka mendiami kawasan Al-Quds dan membangun kota di sana yang dinamakan kota Yabus. Dengan demikian bangsa Palestina saat ini adalah keturunan suku-suksu tersebut. Suku Kan’an membangun 119 kota.
Pada tahun 2.000 s.d. 1200 SM, daerah ini dipimpin oleh Haksus (Heksos). Wilayah ini bisa menyempit dan meluas, tergantung siapa yang memerintahnya. Namun wilayahnya tidak sampai ke luar kawasan Syam (Syam saat ini terdiri dari kawasan Palestina, Lebanon, Suriah, Jordania, dan Mesir).
Hubungan nama Kan’an dengan Nabi Nuh memang tidak terdapat secara eksplisit di dalam ayat Al-Quran, melainkan penafsiran saja. Ayat-ayat yang menjelaskan interaksi Nabi Nuh dengan Kan’an tidak terdapat dalam surat Nuh itu sendiri, melainkan di Surat Hud ayat 41 sampai 48.
Ayat 41
Dan Nuh berkata: "Naiklah kamu sekalian ke dalamnya dengan menyebut nama Allah di waktu berlayar dan berlabuhnya". Sesungguhnya Tuhanku benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Hud 11:41)
(Dan ia berkata) yakni Nabi Nuh ("Naiklah kamu sekalian ke dalamnya dengan menyebut nama Allah di waktu berlayar dan berlabuhnya.") artinya sewaktu berlayar dan sewaktu berlabuh. (Sesungguhnya Rabbku benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang) di mana Dia tidak membinasakan kami. (Tafsir Al-Jalalain, Hud 11:41)
Ayat 44
Dan difirmankan: "Hai bumi telanlah airmu, dan hai langit (hujan) berhentilah," dan airpun disurutkan, perintahpun diselesaikan dan bahtera itupun berlabuh di atas bukit Judi, dan dikatakan: "Binasalah orang-orang yang zalim". (Hud 11:44)
(Dan difirmankan, "Hai bumi! Telanlah airmu) yang bersumberkan darimu, maka langsung bumi menelan airnya akan tetapi yang turun dari langit masih tetap, sehingga jadilah sungai-sungai dan laut-laut (dan hai hujan berhentilah.") hentikanlah air hujanmu, maka seketika itu juga hujan berhenti (dan surutlah) berkuranglah (air itu hingga selesailah perintah Allah) kaum Nabi Nuh telah selesai dibinasakan (dan bahtera itu berlabuh) bahtera Nabi Nuh berhenti (di atas bukit Al-Judi) nama sebuah bukit yang terletak di suatu pulau dekat dengan negeri Maushul (dan dikatakan, "Binasalah) hancurlah (orang-orang yang lalim.") yaitu orang-orang yang kafir. (Tafsir Al-Jalalain, Hud 11:44)
Ayat 45
Dan Nuh berseru kepada Tuhannya sambil berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku termasuk keluargaku, dan sesungguhnya janji Engkau itulah yang benar. Dan Engkau adalah Hakim yang seadil-adilnya". (Hud 11:45)
(Dan Nuh berseru kepada Rabbnya seraya berkata, "Ya Rabbku! Sesungguhnya anakku) yaitu Kan'an (termasuk keluargaku) sedangkan Engkau telah menjanjikan kepadaku akan menyelamatkan mereka (dan sesungguhnya janji Engkau itulah yang benar) janji yang tidak akan diingkari. (Dan Engkau adalah hakim yang seadil-adilnya.") paling mengetahui masalah kehakiman dan paling adil. (Tafsir Al-Jalalain, Hud 11:45)
Ayat 46
Allah berfirman: "Hai Nuh, sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu (yang dijanjikan akan diselamatkan), sesungguhnya (perbuatan)nya perbuatan yang tidak baik. Sebab itu janganlah kamu memohon kepada-Ku sesuatu yang kamu tidak mengetahui (hakekat)nya. Sesungguhnya Aku memperingatkan kepadamu supaya kamu jangan termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan".
Ayat 47
Nuh berkata: Ya Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari memohon kepada Engkau sesuatu yang aku tiada mengetahui (hakekat)nya. Dan sekiranya Engkau tidak memberi ampun kepadaku, dan (tidak) menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku akan termasuk orang-orang yang merugi". (Hud 11:47)
(Nuh berkata, "Ya Rabbku! Sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau) daripada perbuatan (memohon kepada Engkau sesuatu yang aku tiada mengetahui hakikatnya. Dan sekiranya Engkau tidak memberi ampun kepadaku) atas apa yang aku telah terlanjur melakukannya (dan tidak menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku akan termasuk orang-orang yang merugi") (Tafsir Al-Jalalain, Hud 11:47)
Ayat 48
Difirmankan: "Hai Nuh, turunlah dengan selamat sejahtera dan penuh keberkatan dari Kami atasmu dan atas umat-umat (yang mukmin) dari orang-orang yang bersamamu. Dan ada (pula) umat-umat yang Kami beri kesenangan pada mereka (dalam kehidupan dunia), kemudian mereka akan ditimpa azab yang pedih dari Kami". (Hud 11:48)
(Difirmankan, "Hai Nuh! Turunlah) turunlah dari bahtera (dengan selamat) dengan selamat atau dengan hormat (dari Kami dan penuh keberkahan) penuh kebaikan (atasmu dan atas umat-umat yang mukmin dan orang-orang yang bersamamu") di dalam bahtera, yang dimaksud adalah anak cucu dan keturunannya, yaitu orang-orang yang beriman (Dan ada pula umat-umat) dibaca rafa` yaitu umamun, makna yang dimaksud adalah umat-umat yang bersamamu (yang Kami beri kesenangan pada mereka) di dunia (kemudian mereka akan ditimpa azab yang pedih dari Kami) di akhirat kelak; mereka adalah orang-orang kafir. (Tafsir Al-Jalalain, Hud 11:48)
Nabi Nuh ‘Alaihis Salam hidup sekitar 3993-3043 SM, atau berusia sekitar 950 tahun. Nuh ‘Alaihis Salam diangkat menjadi Nabi sekitar tahun 3650 SM. Diperkirakan ia tinggal di Babylonia (wilayah selatan dari Iraq sekarang). Namanya disebutkan sebanyak 43 kali dalam Al-Quran.
Nabi Nuh ‘Alaihis Salam memiliki empat anak laki-laki yaitu: Kan’an, Sem (Syam), Ham dn Yafet.
Pada tahun 1960, berita Life Magazine menyebutkan bahwa pesawat Tentara Nasional Turki menangkap sebuah benda mirip perahu di puncak Gunung Ararat (nama lainnya adalah Guardian, Armenia, Judi).Panjangnya sekitar 500 kaki (150 meter) dan diduga perahu Nabi Nuh ‘Alaihis Salam (The Noah’s Ark).
Dr. Salih Bayraktutan dari Universitas Attaturk Turki mengatakan, “Ini adalah struktur (kapal) buatan manusia, dan pasti ini bahtera Nuh. Situs ini langsung di bawah Gunung al-Judi, yang disebutkan dalam Al-Qur’an sebagai tempat berlabuhnya kapal, seperti dalam Surat Hud ayat 44”.
Dari keturunan Syam bin Nuh, melahirkan Nabi Ibrahim ‘Alaihis Salam. Garis keturunannya adalah Ibrahim bin Azzar bin Tahur bin Sarush bin Ra’uf bin Falish bin Tabir bin Shaleh bin Arfakhsad bin Syam bin Nuh.
Ibrahim (hidup sekitar tahun 1997-1882 SM), atau usianya sekitar 115 tahun. Menjadi Nabi sekitar tahun 1900 SM atau saat berumur 97 tahun. Nabi Ibrahim ‘Alaihis Salam diutus untuk kaum Kaldan di wilayah Ur, Babylonia (kawasan selatan Iraq sekarang).
Menurut teks kuno dan legenda, pendiri Babylonia adalah Raja Namrud bin Kan’an bin Kush bin Ham bin Nuh. Ia memerintah bersama Ratu Semiramis. Raja Namrud digambarkan sebagai tiran perkasa yang dzalim dan mengaku dirinya sebagai dewa penguasa alam.
Tanah Kan’an dan Nabi Ibrahim.
Terusir oleh kedzaliman Raja namrud, Nabi Ibrahim bersama Nabi Luth berhijrah dari Babylonia ke wilayah Kan’an (Ardhu Kan’an), suatu daerah di barat daya Haran, meliputi daerah di lembah sungai Jordania, Wilayah Syam (yang kemudian disebut dengan Palestina).
Buminya sangat subur dan indah. Dikuasakan kepada Ibrahim dan keturunannya dengan syarat: mereka (keturunannya) tidak berbuat dzalim (aniaya, baik pada Tuhan maupun pada manusia).
Dari Hajar, Nabi Ibrahim memperoleh keturunan Nabi Ismai’l ‘Alaihis Salam (tinggal di Mekkah). Yang melahirkan keturunan hingga Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Sedangkan dari Sarah, Nabi Ibrahim ‘Alaihis Salam memperoleh anak Nabi Ishak ‘Alaihis Salam (di Syam atau Palestina).
Sementara dari Nabi Ishak ‘Alaihis Salam memperoleh anak yang dinamakan Nabi Ya‘qub ‘Alaihis Salam, yang diangkat Allah menjadi Rasul-Nya dan bertugas meneruskan risalah kakeknya, Ibrahim ‘Alaihis Salam.
Nabi Ishak ‘Alaihis Salam mempunyai anak (sulung) yang bernama Aishu (Essau). Aishu menikah dengan anak perempuan Nabi Ismail ‘Alaihis Salam dan menurunkan bangsa Romawi dan Yunani.
Nabi Ya‘qub ‘Alaihis Salam inilah yang digelari dengan “Israaiil” (artinya hamba Allah) dan anak keturunannya disebut sebagai Bani Ya’qub atau Bani Israil.
Nabi Ya’qub ‘Alaihis Salam (hidup sekitar 1837-1690 SM, atau berusia sekitar 147 tahun) memiliki dua belas putera, yakni : Rubin, Syam’un, Lawway, Yahuda, Zabulaon, Yasakir, Dann, Gad, Asyar, Naftali, Yusuf, dan Bunyamin.
Sampai berkembang di sini pun nama Palestina belum muncul. Namanya masih disebut dengan Ardhu Kan’an, tanahnya bangsa Kan’an, anak keturunan Nabi Nuh ‘Alaihis Salam.
Kota Ariiha (Jericho) |
Pada tahun 8.000-4.500 SM, mulailah manusia mendiami satu wilayah dengan tidak berpindah-pindah yaitu di Kota Ariiha (Jericho). Hal tersebut tampak dari tanda-tanda sebagaimana para pakar arkeologi, seperti bangunan-bangunan kuno yang merupakan bangunan pertama di dunia. Sementara itu, di desa Abu Syasyah, di dekat Ramallah, tampak tanda-tanda keberadaan sejumlah suku yang mendiami wilayah tersebut, kira-kira 3.500 SM.
Pada awal sejarah menunjukan bahwa kabilah-kabilah Arabiyyah (bangsa Kan’an, Amuriyyah, Yabusiyyah, dan Finikiyyah) adalah bangsa yang paling pertama mendiami wilayah Palestina.Berdasarkan kesepakatan para ahli sejarah barat maupun timur, yaitu kira-kira pada tahun 2.500 SM. Mereka menetap di wilayah pantai dan gunung-gunung.
Adapun Yabusiah, mereka mendiami kawasan Al-Quds dan membangun kota di sana yang dinamakan kota Yabus. Dengan demikian bangsa Palestina saat ini adalah keturunan suku-suksu tersebut. Suku Kan’an membangun 119 kota.
Pada tahun 2.000 s.d. 1200 SM, daerah ini dipimpin oleh Haksus (Heksos). Wilayah ini bisa menyempit dan meluas, tergantung siapa yang memerintahnya. Namun wilayahnya tidak sampai ke luar kawasan Syam (Syam saat ini terdiri dari kawasan Palestina, Lebanon, Suriah, Jordania, dan Mesir).
Negeri Syam |
Hubungan nama Kan’an dengan Nabi Nuh memang tidak terdapat secara eksplisit di dalam ayat Al-Quran, melainkan penafsiran saja. Ayat-ayat yang menjelaskan interaksi Nabi Nuh dengan Kan’an tidak terdapat dalam surat Nuh itu sendiri, melainkan di Surat Hud ayat 41 sampai 48.
Ayat 41
۞ وَقَالَ ٱرْكَبُوا۟ فِيهَا بِسْمِ ٱللَّهِ مَجْر۪ىٰهَا وَمُرْسَىٰهَآ ۚ إِنَّ رَبِّى لَغَفُورٌ رَّحِيمٌ
Dan Nuh berkata: "Naiklah kamu sekalian ke dalamnya dengan menyebut nama Allah di waktu berlayar dan berlabuhnya". Sesungguhnya Tuhanku benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Hud 11:41)
«وقال» نوح «اركبوا فيها بسم الله مجراها ومرساها» بفتح الميمين وضمهما مصدران أي جريها ورسوها أي منتهى سيرها «إن ربي لغفور رحيم» حيث لم يهلكنا.
(Dan ia berkata) yakni Nabi Nuh ("Naiklah kamu sekalian ke dalamnya dengan menyebut nama Allah di waktu berlayar dan berlabuhnya.") artinya sewaktu berlayar dan sewaktu berlabuh. (Sesungguhnya Rabbku benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang) di mana Dia tidak membinasakan kami. (Tafsir Al-Jalalain, Hud 11:41)
Ayat 42
Dan bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana gunung. Dan Nuh memanggil anaknya, sedang anak itu berada di tempat yang jauh terpencil: "Hai anakku, naiklah (ke kapal) bersama kami dan janganlah kamu berada bersama orang-orang yang kafir". (Hud 11:42)
(Dan bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana gunung) menggambarkan tentang tinggi dan besarnya gelombang. (Dan Nuh memanggil anaknya) yaitu Kan`an (sedangkan anaknya itu berada di tempat yang jauh) dari bahtera ("Hai anakku! Naiklah bersama kami dan janganlah kamu berada bersama orang-orang yang kafir.") (Tafsir Al-Jalalain, Hud 11:42)
وَهِىَ تَجْرِى بِهِمْ فِى مَوْجٍ كَٱلْجِبَالِ وَنَادَىٰ نُوحٌ ٱبْنَهُۥ وَكَانَ فِى مَعْزِلٍ يَٰبُنَىَّ ٱرْكَب مَّعَنَا وَلَا تَكُن مَّعَ ٱلْكَٰفِرِينَ
Dan bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana gunung. Dan Nuh memanggil anaknya, sedang anak itu berada di tempat yang jauh terpencil: "Hai anakku, naiklah (ke kapal) bersama kami dan janganlah kamu berada bersama orang-orang yang kafir". (Hud 11:42)
«وهي تجري بهم في موج كالجبال» في الارتفاع والعظم «ونادى نوح ابنه» كنعان «وكان في معزل» عن السفينة «يا بني اركب معنا ولا تكن مع الكافرين».
(Dan bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana gunung) menggambarkan tentang tinggi dan besarnya gelombang. (Dan Nuh memanggil anaknya) yaitu Kan`an (sedangkan anaknya itu berada di tempat yang jauh) dari bahtera ("Hai anakku! Naiklah bersama kami dan janganlah kamu berada bersama orang-orang yang kafir.") (Tafsir Al-Jalalain, Hud 11:42)
Ayat 43
Anaknya menjawab: "Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku dari air bah!" Nuh berkata: "Tidak ada yang melindungi hari ini dari azab Allah selain Allah (saja) Yang Maha Penyayang". Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya; maka jadilah anak itu termasuk orang-orang yang ditenggelamkan. (Hud 11:43)
(Anaknya menjawab, "Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memelihara diriku) yang dapat menyelamatkan diriku (dari air bah ini." Nuh berkata, "Tidak ada yang melindungi hari ini dari azab Allah) dari siksaan-Nya (selain) kecuali hanya (Zat Yang Maha Penyayang.") yaitu Allah sendiri, hanya Dialah yang dapat menolong. Selanjutnya Allah berfirman mengisahkan kelanjutannya. (Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya, maka jadilah anak itu termasuk orang-orang yang ditenggelamkan.) (Tafsir Al-Jalalain, Hud 11:43)
قَالَ سَـَٔاوِىٓ إِلَىٰ جَبَلٍ يَعْصِمُنِى مِنَ ٱلْمَآءِ ۚ قَالَ لَا عَاصِمَ ٱلْيَوْمَ مِنْ أَمْرِ ٱللَّهِ إِلَّا مَن رَّحِمَ ۚ وَحَالَ بَيْنَهُمَا ٱلْمَوْجُ فَكَانَ مِنَ ٱلْمُغْرَقِينَ
Anaknya menjawab: "Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku dari air bah!" Nuh berkata: "Tidak ada yang melindungi hari ini dari azab Allah selain Allah (saja) Yang Maha Penyayang". Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya; maka jadilah anak itu termasuk orang-orang yang ditenggelamkan. (Hud 11:43)
«قال سآوي إلى جبل يعصمني» يمنعني «من الماء قال لا عاصم اليوم من أمر الله» عذابه «إلا» لكن «من رحم» الله فهو المعصوم قال تعالى «وحال بينهما الموج فكان من المغرقين».
(Anaknya menjawab, "Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memelihara diriku) yang dapat menyelamatkan diriku (dari air bah ini." Nuh berkata, "Tidak ada yang melindungi hari ini dari azab Allah) dari siksaan-Nya (selain) kecuali hanya (Zat Yang Maha Penyayang.") yaitu Allah sendiri, hanya Dialah yang dapat menolong. Selanjutnya Allah berfirman mengisahkan kelanjutannya. (Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya, maka jadilah anak itu termasuk orang-orang yang ditenggelamkan.) (Tafsir Al-Jalalain, Hud 11:43)
Ayat 44
وَقِيلَ يَٰٓأَرْضُ ٱبْلَعِى مَآءَكِ وَيَٰسَمَآءُ أَقْلِعِى وَغِيضَ ٱلْمَآءُ وَقُضِىَ ٱلْأَمْرُ وَٱسْتَوَتْ عَلَى ٱلْجُودِىِّ ۖ وَقِيلَ بُعْدًا لِّلْقَوْمِ ٱلظَّٰلِمِينَ
Dan difirmankan: "Hai bumi telanlah airmu, dan hai langit (hujan) berhentilah," dan airpun disurutkan, perintahpun diselesaikan dan bahtera itupun berlabuh di atas bukit Judi, dan dikatakan: "Binasalah orang-orang yang zalim". (Hud 11:44)
«وقيل يا أرض ابلعي ماءك» الذي نبع منك فشربته دون ما نزل من السماء فصار أنهارا وبحارا «ويا سماء أقلعي» أمسكي عن المطر فأمسكت «وغيض» نقص «الماء وقضي الأمر» تم أمر هلاك قوم نوح «واستوت» وقفت السفينة «على الجودِي» جبل بالجزيرة بقرب الموصل «وقيل بُعدا» هلاكا «للقوم الظالمين» الكافرين.
(Dan difirmankan, "Hai bumi! Telanlah airmu) yang bersumberkan darimu, maka langsung bumi menelan airnya akan tetapi yang turun dari langit masih tetap, sehingga jadilah sungai-sungai dan laut-laut (dan hai hujan berhentilah.") hentikanlah air hujanmu, maka seketika itu juga hujan berhenti (dan surutlah) berkuranglah (air itu hingga selesailah perintah Allah) kaum Nabi Nuh telah selesai dibinasakan (dan bahtera itu berlabuh) bahtera Nabi Nuh berhenti (di atas bukit Al-Judi) nama sebuah bukit yang terletak di suatu pulau dekat dengan negeri Maushul (dan dikatakan, "Binasalah) hancurlah (orang-orang yang lalim.") yaitu orang-orang yang kafir. (Tafsir Al-Jalalain, Hud 11:44)
Ayat 45
وَنَادَىٰ نُوحٌ رَّبَّهُۥ فَقَالَ رَبِّ إِنَّ ٱبْنِى مِنْ أَهْلِى وَإِنَّ وَعْدَكَ ٱلْحَقُّ وَأَنتَ أَحْكَمُ ٱلْحَٰكِمِينَ
Dan Nuh berseru kepada Tuhannya sambil berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku termasuk keluargaku, dan sesungguhnya janji Engkau itulah yang benar. Dan Engkau adalah Hakim yang seadil-adilnya". (Hud 11:45)
«ونادى نوح ربه فقال رب إن ابني» كنعان «من أهلي» وقد وعدتني بنجاتهم «وإن وعدك الحق» الذي لا خلف فيه «وأنت أحكم الحاكمين» أعلمهم وأعدلهم.
(Dan Nuh berseru kepada Rabbnya seraya berkata, "Ya Rabbku! Sesungguhnya anakku) yaitu Kan'an (termasuk keluargaku) sedangkan Engkau telah menjanjikan kepadaku akan menyelamatkan mereka (dan sesungguhnya janji Engkau itulah yang benar) janji yang tidak akan diingkari. (Dan Engkau adalah hakim yang seadil-adilnya.") paling mengetahui masalah kehakiman dan paling adil. (Tafsir Al-Jalalain, Hud 11:45)
Ayat 46
قَالَ يَٰنُوحُ إِنَّهُۥ لَيْسَ مِنْ أَهْلِكَ ۖ إِنَّهُۥ عَمَلٌ غَيْرُ صَٰلِحٍ ۖ فَلَا تَسْـَٔلْنِ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِۦ عِلْمٌ ۖ إِنِّىٓ أَعِظُكَ أَن تَكُونَ مِنَ ٱلْجَٰهِلِينَ
Allah berfirman: "Hai Nuh, sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu (yang dijanjikan akan diselamatkan), sesungguhnya (perbuatan)nya perbuatan yang tidak baik. Sebab itu janganlah kamu memohon kepada-Ku sesuatu yang kamu tidak mengetahui (hakekat)nya. Sesungguhnya Aku memperingatkan kepadamu supaya kamu jangan termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan".
(Hud 11:46)
(Dan berfirmanlah) Allah swt. ("Hai Nuh! Sesungguhnya dia bukan termasuk keluargamu) yang dijanjikan akan diselamatkan, atau dia bukan termasuk pemeluk agamamu (sesungguhnya) permintaanmu kepada-Ku yang memohon supaya dia diselamatkan (perbuatan yang tidak baik) karena sesungguhnya dia adalah orang kafir, dan tidak ada keselamatan bagi orang-orang kafir. Menurut qiraat lain dibaca `amila sedangkan lafal ghairu dibaca ghaira dan dhamir kembali kepada anaknya Nabi Nuh, artinya sesungguhnya dia telah mengerjakan perbuatan yang tidak baik (sebab itu janganlah kamu memohon kepada-Ku) dapat dibaca tas-alanna dan tas-alan (sesuatu yang kamu tidak mengetahuinya) yaitu memohon supaya anakmu diselamatkan. (Sesungguhnya Aku memperingatkan kepadamu supaya kamu jangan termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan") yang menyebabkan kamu meminta kepada-Ku apa-apa yang kamu tidak ketahui hakikatnya. (Tafsir Al-Jalalain, Hud 11:46)
«قال» تعالى «يا نوح إنه ليس من أهلك» الناجين أو من أهل دينك «إنه» أي سؤالك إياي بنجاته «عمل غير صالح» فإنه كافر ولا نجاة للكافرين وفي قراءة بكسر ميم عمل فعل ونصب غير فالضمير لابنه «فلا تسألنّ» بالتشديد والتخفيف «وما ليس لك به علم» من إنجاء ابنك «إني أعظك أن تكون من الجاهلين» بسؤالك ما لم تعلم.
(Dan berfirmanlah) Allah swt. ("Hai Nuh! Sesungguhnya dia bukan termasuk keluargamu) yang dijanjikan akan diselamatkan, atau dia bukan termasuk pemeluk agamamu (sesungguhnya) permintaanmu kepada-Ku yang memohon supaya dia diselamatkan (perbuatan yang tidak baik) karena sesungguhnya dia adalah orang kafir, dan tidak ada keselamatan bagi orang-orang kafir. Menurut qiraat lain dibaca `amila sedangkan lafal ghairu dibaca ghaira dan dhamir kembali kepada anaknya Nabi Nuh, artinya sesungguhnya dia telah mengerjakan perbuatan yang tidak baik (sebab itu janganlah kamu memohon kepada-Ku) dapat dibaca tas-alanna dan tas-alan (sesuatu yang kamu tidak mengetahuinya) yaitu memohon supaya anakmu diselamatkan. (Sesungguhnya Aku memperingatkan kepadamu supaya kamu jangan termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan") yang menyebabkan kamu meminta kepada-Ku apa-apa yang kamu tidak ketahui hakikatnya. (Tafsir Al-Jalalain, Hud 11:46)
Ayat 47
قَالَ رَبِّ إِنِّىٓ أَعُوذُ بِكَ أَنْ أَسْـَٔلَكَ مَا لَيْسَ لِى بِهِۦ عِلْمٌ ۖ وَإِلَّا تَغْفِرْ لِى وَتَرْحَمْنِىٓ أَكُن مِّنَ ٱلْخَٰسِرِينَ
Nuh berkata: Ya Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari memohon kepada Engkau sesuatu yang aku tiada mengetahui (hakekat)nya. Dan sekiranya Engkau tidak memberi ampun kepadaku, dan (tidak) menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku akan termasuk orang-orang yang merugi". (Hud 11:47)
«قال ربّ إني أعوذ بك» من «أن أسألك ما ليس لي به علم وإلا تغفر لي» ما فرط مني «وترحمني أكن من الخاسرين».
(Nuh berkata, "Ya Rabbku! Sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau) daripada perbuatan (memohon kepada Engkau sesuatu yang aku tiada mengetahui hakikatnya. Dan sekiranya Engkau tidak memberi ampun kepadaku) atas apa yang aku telah terlanjur melakukannya (dan tidak menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku akan termasuk orang-orang yang merugi") (Tafsir Al-Jalalain, Hud 11:47)
Ayat 48
قِيلَ يَٰنُوحُ ٱهْبِطْ بِسَلَٰمٍ مِّنَّا وَبَرَكَٰتٍ عَلَيْكَ وَعَلَىٰٓ أُمَمٍ مِّمَّن مَّعَكَ ۚ وَأُمَمٌ سَنُمَتِّعُهُمْ ثُمَّ يَمَسُّهُم مِّنَّا عَذَابٌ أَلِيمٌ
Difirmankan: "Hai Nuh, turunlah dengan selamat sejahtera dan penuh keberkatan dari Kami atasmu dan atas umat-umat (yang mukmin) dari orang-orang yang bersamamu. Dan ada (pula) umat-umat yang Kami beri kesenangan pada mereka (dalam kehidupan dunia), kemudian mereka akan ditimpa azab yang pedih dari Kami". (Hud 11:48)
«قيل يا نوح اهبط» انزل من السفينة «بسلام» بسلامة أو بتحية «منا وبركات» خيرات «عليك وعلى أمم ممن معك» في السفينة أي من أولادهم وذريتهم وهم المؤمنون «وأمم» بالرفع ممن معك «سنمتعهم» في الدنيا «ثم يَمَسُّهم منا عذاب أليم» في الآخرة وهم الكفار.
(Difirmankan, "Hai Nuh! Turunlah) turunlah dari bahtera (dengan selamat) dengan selamat atau dengan hormat (dari Kami dan penuh keberkahan) penuh kebaikan (atasmu dan atas umat-umat yang mukmin dan orang-orang yang bersamamu") di dalam bahtera, yang dimaksud adalah anak cucu dan keturunannya, yaitu orang-orang yang beriman (Dan ada pula umat-umat) dibaca rafa` yaitu umamun, makna yang dimaksud adalah umat-umat yang bersamamu (yang Kami beri kesenangan pada mereka) di dunia (kemudian mereka akan ditimpa azab yang pedih dari Kami) di akhirat kelak; mereka adalah orang-orang kafir. (Tafsir Al-Jalalain, Hud 11:48)
Nabi Nuh ‘Alaihis Salam memiliki empat anak laki-laki yaitu: Kan’an, Sem (Syam), Ham dn Yafet.
Pada tahun 1960, berita Life Magazine menyebutkan bahwa pesawat Tentara Nasional Turki menangkap sebuah benda mirip perahu di puncak Gunung Ararat (nama lainnya adalah Guardian, Armenia, Judi).Panjangnya sekitar 500 kaki (150 meter) dan diduga perahu Nabi Nuh ‘Alaihis Salam (The Noah’s Ark).
Kapal Nabi Nuh as. |
Dr. Salih Bayraktutan dari Universitas Attaturk Turki mengatakan, “Ini adalah struktur (kapal) buatan manusia, dan pasti ini bahtera Nuh. Situs ini langsung di bawah Gunung al-Judi, yang disebutkan dalam Al-Qur’an sebagai tempat berlabuhnya kapal, seperti dalam Surat Hud ayat 44”.
Dari keturunan Syam bin Nuh, melahirkan Nabi Ibrahim ‘Alaihis Salam. Garis keturunannya adalah Ibrahim bin Azzar bin Tahur bin Sarush bin Ra’uf bin Falish bin Tabir bin Shaleh bin Arfakhsad bin Syam bin Nuh.
Ibrahim (hidup sekitar tahun 1997-1882 SM), atau usianya sekitar 115 tahun. Menjadi Nabi sekitar tahun 1900 SM atau saat berumur 97 tahun. Nabi Ibrahim ‘Alaihis Salam diutus untuk kaum Kaldan di wilayah Ur, Babylonia (kawasan selatan Iraq sekarang).
Menurut teks kuno dan legenda, pendiri Babylonia adalah Raja Namrud bin Kan’an bin Kush bin Ham bin Nuh. Ia memerintah bersama Ratu Semiramis. Raja Namrud digambarkan sebagai tiran perkasa yang dzalim dan mengaku dirinya sebagai dewa penguasa alam.
Tanah Kan’an dan Nabi Ibrahim.
Terusir oleh kedzaliman Raja namrud, Nabi Ibrahim bersama Nabi Luth berhijrah dari Babylonia ke wilayah Kan’an (Ardhu Kan’an), suatu daerah di barat daya Haran, meliputi daerah di lembah sungai Jordania, Wilayah Syam (yang kemudian disebut dengan Palestina).
Buminya sangat subur dan indah. Dikuasakan kepada Ibrahim dan keturunannya dengan syarat: mereka (keturunannya) tidak berbuat dzalim (aniaya, baik pada Tuhan maupun pada manusia).
Dari Hajar, Nabi Ibrahim memperoleh keturunan Nabi Ismai’l ‘Alaihis Salam (tinggal di Mekkah). Yang melahirkan keturunan hingga Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Sedangkan dari Sarah, Nabi Ibrahim ‘Alaihis Salam memperoleh anak Nabi Ishak ‘Alaihis Salam (di Syam atau Palestina).
Sementara dari Nabi Ishak ‘Alaihis Salam memperoleh anak yang dinamakan Nabi Ya‘qub ‘Alaihis Salam, yang diangkat Allah menjadi Rasul-Nya dan bertugas meneruskan risalah kakeknya, Ibrahim ‘Alaihis Salam.
Nabi Ishak ‘Alaihis Salam mempunyai anak (sulung) yang bernama Aishu (Essau). Aishu menikah dengan anak perempuan Nabi Ismail ‘Alaihis Salam dan menurunkan bangsa Romawi dan Yunani.
Nabi Ya‘qub ‘Alaihis Salam inilah yang digelari dengan “Israaiil” (artinya hamba Allah) dan anak keturunannya disebut sebagai Bani Ya’qub atau Bani Israil.
Nabi Ya’qub ‘Alaihis Salam (hidup sekitar 1837-1690 SM, atau berusia sekitar 147 tahun) memiliki dua belas putera, yakni : Rubin, Syam’un, Lawway, Yahuda, Zabulaon, Yasakir, Dann, Gad, Asyar, Naftali, Yusuf, dan Bunyamin.
Sampai berkembang di sini pun nama Palestina belum muncul. Namanya masih disebut dengan Ardhu Kan’an, tanahnya bangsa Kan’an, anak keturunan Nabi Nuh ‘Alaihis Salam.
Asal Usul Nama Palestina
Awalnya, beberapa pendatang dari jazirah Kreet, di kepulauan Yunani, terkenal sebagai bangsa pelaut, yang asal-usul nenek moyangnya merupakan keturunan Nabi Ishaq bin Ibrahim, dari putera sulungnya Aishu (Essau) yang menikah dengan puteri Nabi Ismail ‘Alaihis Salam. Mereka datang dan mendiami selatan wilayah tepi pantai antara Gaza dan Yafa, yang masa itu dalam kekuasaan Fir’aun di Mesir. Suku-suku ini membangun kota. Mereka kemudian bergaul dan berasimiliasi dengan warga setempat Ardhu Kan’aan.
Nama Ardhu Kan’aan (Tanah Kan’aan) adalah nama tertua untuk daerah yang kemudian dikenal dengan tanah Palestina. Orang-orang Kan’aan mendirikan sebagian besar kota-kota di wilayah tersebut. Tidak kurang dari dua ratus kota kuno didirikan, seperti Beit She’an, Ashkelon, Acre, Haifa, Hebron, Ashdod, Beersheba dan Betlehem.
Penduduk setempat kemudian menamakan daerah ini dalam prasasti kuno dengan kata dalam bahasa Arab “ “ب – ل – س – ت (B-L-S-T). Wilayahnya meliputi lima kerajaan kota-kota kuno : Ghaza, Asdod, Gat, Ekron, dan Ashkelon.
Penyebutan “ “ب – ل – س – ت (B-L-S-T) berasal dari “Flisthyun” (فلسطيون) dari akar kata “palah”
Orang-orang dari Yunani dan Romawi kuno, tempat asal sebagian pendatang ke Tanah Kan’an (Ardhu Kan’an) menambahkan kata “n” (nun), dengan alasan untuk kombinasi, dalam penyebutannya. Sehingga mereka kemudian menyebutnya dengan “Filistin”.
Nama tersebut kemudian di-Inggris-kan menjadi Palestine (Palestina –dalam bahasa Indonesia), diberikan kepada wilayah penyebaran dari pantai Mediterania timur ke Lembah Yordan ke daerah meliputi Galilea di utara dan selatan Gurun Negev.
Wilayah Palestina berada di bawah kekuasaan Turki Ottoman (Dinasti Utsmaniyyah) selama 400 tahun, dengan pusat administrasi berada di Damaskus.
Setelah jatuhnya Kekaisaran Ottoman dalam Perang Dunia I, nama Palestine dihidupkan kembali dan diaplikasikan di bawah Mandat Inggris untuk Palestina.
Jadi, sejak adanya tanah Palestina dari Ardhu Kan’an adalah milik orang-orang Arab asli dan pendatang dari Yunani yang kemudian menetap di wilayah tersebut. Wilayah tersebut juga erat kaitannya dengan diturunkannya Pata Nabi utusan Allah, yaitu Nabi Nuh dan Nabi Ibrahim, yang mebawa risalah tauhid, mengajak menyembah Allah Yang maha Esa, sebagai hamba-hamba yang berserah diri kepada-Nya (sebagai seorang Muslim).
Tidak ada satupun sejarah yang menyebutkan bahwa penduduk asli wilayah Palestina adalah orang-orang Yahudi Israel.
Wallahu A’lam.
Sumber Utama : Tarikh Filisthin al-Qadimah. Prof. Aly Muqbil. Mu’assasah al-Quds ad-Dauly Shanaa, Yaman.